Sunday, July 3, 2011

Keharmonisan yang salah


Keharmonisan yang salah

Ada suatu ideologi yang dibawa oleh golongan "abu-abu" atau liberal, kenapa dikatakan abu-abu karena mereka itu bingung dengan idenitas mereka, mengaku muslim tapi menyerang islam dengan pemikiran yang nyeleneh atau lebih terkenalnya dalam istilah islam adalah zindiq, tampak apik diluar tapi busuk didalam. bahkan agama lain selain Islam pun seperti Kristen, hindu dan budha merasa panas dengan ideolgi yang mereka bawa, karna akan menurunkan eksistensi agama mereka dimata pemeluknya. Ideologi tersebut adalah mengakui kebenaran semua agama tanpa terkecuali, karena menurut mereka agama adalah suatu metode untuk menuju tujuan, walaupun berbeda cara akan bertemu pada satu tujuan juga yaitu surga. Dari situ mereka menyuarakan agar umat islam tidak usah menganggap diri mereka paling benar, karna tersebut akan menghalangi terjadinya keharmonisan dalam bermasyarakat, apalagi menurut mereka masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang hitrogen yang mudah untuk tersulut oleh isu-isu yang kecil.

Kaum islam liberal( kata islam sebenarnya hanya sebagai pelaris saja) karena pada dasarnya apa yang mereka bawa dan dengung-dengungkan itu tidak sama sekali mencerminkan hakikat agama Islam, tidak dari dekat maupun jauh. Agama islam telah menegaskan dalam Al quran yang artinya ; sesungguhnya agama disisi Allah adalah islam. Inipun mungkin bisa dipahami oleh anak yang baru lulus SD bahwa agama yang benar adalah agama islam. Para pemuja liberalisme ini secara langsung telah menggugurkan kandungan Al quran dan mendustai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasulNya. Allah berfirman ; Dialah Allah yang telah mengutus rasulNya dengan petunjuk dan kebenaran, untuk dimenangkan diatas segala agama. (61: 9) Itulah kenapa Allah mengutus Nabi Muhammad, jika seandainya apa yang dikatakan oleh kaum "abu-abu" tadi benar, untuk apa Allah mengutus seorang nabi jika hanya suatu yang sia-sia, dan itu tentu mustahil adanya!.

Dengan dalih keharonisan bermasyarakat dan menjalin keutuhan bernegara maka perbedaan-perbedaan agama seharusnya dihilangkan, akan lebih baik jika seorang muslim mau menghadiri acara-acara dari agama lain serta mengucapkan selamat kepada mereka.

Islam sebagai rahmatan lil alamin rahmat seluruh manusia telah meletakkan pokok-poko ajaran yang jelas dalam masalah hubungan antar sesama manusia, menjalin keharmonisan bisa terwujudkan tanpa harus mengorbankan sesuatu yang jadi keyakinan masing-masing agama, agama islam menjunjung tinggi persamaan hak kepada sesama manusia tanpa harus menjual dasar-dasar prinsip agama, karena setiap agama memiliki the truth claim( klaim kebenaran ) yang tak mungkin untuk dipaksakan. Keadilan dan persamaan islam kepada non islam itu hanya pada sesuatu yang bisa dikonfromikan seperti berbuat baik kepadanya atau tidak menghinakannya, bukan pada hal yang sudah jadi hak paten dari setiap agama. Ada sebuah kaidah yang mengatakan: melakukan persamaan pada suatu yang bisa disepakati bersama adalah keadilan semata, sedangkan melakukan persamaan pada hal yang berselisih adalah suatu kedzoliman yang nyata. Maksudnya adalah jika anda memaksakan kehendak orang lain untuk meyakini keyakinan anda maka itu sebuah perbuatan dzolim. Itu sesuai dengan firman Allah yang artinya: tidak ada paksaan dalam agama islam. (1:256) Kita sebagai seorang muslim sudah pasti harus meyakini syahadat yang kita ucapkan yaitu"ashadu alla ilaha illallah" saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Jikalau seperti itu kita telah berkonsekuen untuk tidak meyakini sesembahan apapun kecuali Allah semata, terus apakah kita akan menghadiri acara-acara agama lain dengan mengucapkan selamat bahkan ikut serta dalam ibadah tersebut. secara tidak langsung kita telah meridoi dan meyakini mereka dalam kebenaran. Padahal keyakinan muslim dengan non muslim itu sangat jauh, bisa dikatakan sejauh langit dan sumber minyak kalau boleh dikatakan demikian, atau bahkan lebih dari itu. Islam memerintahkan umatnya untuk meyakini bahwa Dia lah zat satu-satunya yang berhak disembah, Dia tidak melahirkan, tidak diperanakkan dan tiada yang semisal denganNya. Ini jelas berbeda dengan keyakinan Kristen yang menjadikan nabi Isa alaihissalam sebagai anak tuhan pada waktu bersamaan dia adalah Tuhan yang disembah. Berbeda pula dengan yahudi yang mengatakan uzair adalah anak Allah. Allah berfirman yang artinya: orang yahudi mengatakan " uzair adalah anak Allah" dan Nasrani mengatakan: " Almasih adalah anak Allah" , itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang kafir terdahulu. Allah melaknati mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?. (9:30).

Islam agama yang indah penuh dengan kedamaian, cinta dan kasih sayang, bagaimana tidak Allah telah memerintahkan kita untuk berbuat kepada baik serta adil kepada sesama manusia dalam banyak ayatNya tidak kurang dari 28 tempat Allah menyebut kata adil, belum jika ditambah ayat yang melarang untuk berbuat dzolim, maka akan lebih dari sekitar 200 tempat di alquran. Salah satu ayat yang sangat gamblang dan jelas adalah firman Allah yang artinya: Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada orang- orang yang tidak memerangi kalian karena agama dan tidak pula mengusir kalian dari negri kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang berbuat adil.(60:8). Lihatlah betapa indahnya islam dalam menjalin tatanan bermasyarakat atas dasar keadilan dan persamaan tanpa harus mengorbankan keyakinan kita sebagai umat islam, dan tanpa kita harus berpura- pura dengan wajah yang manis ikut serta dalam ritual- ritual non muslim, Akhirnya saya ingat apa yang ditulis oleh Dr. adian husain. MA dalam sebuah makalahnya mengatakan: " kerukunan umat beragama bisa tetap terjalin, tanpa harus mengorbankan keyakinan masing- masing. Justru, itulah keindahan suatu kerukunan, berbeda beda tetap satu jua" .

Apa yang saya tuliskan hanya sekedar meluapkan kembali apa yang pernah saya baca dari banyak sumber dengan bahasa yang mudah dicerna, akan tetapi saya yakin apa yang saya tulis masih jauh dari yang diminta dan belum mengenai sasaran, karena permasalahan cukup luas tapi diluangkan dalam tulisan yang lumayan singkat sehingga banyak kekurangan disana- sini. Semoga bermanfaat.Wallahu a'lamu bisshowab

Kairo, 3 juli 2011

Saturday, July 2, 2011

mutiara kata


Mungkin sebagian bertanya kenapa saya menggunakan kata assalamualaikum pada title blog ini, ada banyak faktor yang mendorong saya untuk menuliskan kata tersebut, diantaranya adalah karena saya merasa bangga dengan identitas saya sebagai seorang muslim tentunya, yang dimana ucapan yang pertama kali diucapkan oleh seorang muslim kepada muslim lainnya ketika berjumpa adalah assalamualaikum bukan hallo ataupun yang semisalnya, karena itu adalah salah satu hak muslim terhadap muslim yang lain. Dan juga yang mendorong untuk itu adalah firman Allah subahanahu wa ta'ala yang artinya; Dan ucapan penghormatan mereka ialah "salam".(10:10) . yaitu ucapan assalamualaikum kepada sesama ahli surga, bahkan itu pula yang diucapkan oleh para malaikat kepada orang-orang ahli surga,dalam surah Ara'd ayat 23-24 Allah berkata; sedang malaikat-malaikat masuk ketempat-tempat mereka dari semua pintu(sambil mengucapkan)"salamun 'alaikum bima sobartum"keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Rasulallah pernah berkata yang artinya; apakah kalian ingin aku tunjukkan sesuatu, jika kalian melakukannya akan ada rasa kasih saying diantara kalian, sahabat menjawab: tentu wahai rasul, beliau berkata: sebarkanlah salam diantara kalian. HR. Imam Muslim.
Salah satu yang perlu kita ketahui bersama bahwa kata assalamualaikum sendiri mengandung makna keselamatan, kedamaian dan ketentraman, maka sebab itu kita tidak boleh menghina kepada sesama muslim apalagi sampai menghunuskan pedang atupun mengancamnya, karena hal tersebut tidak termasuk dari kata assalam yang dibawa oleh agama islam. Agama Islam yang diutuskan kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang dengan membawa misi rasa aman bagi para pemeluknya sehingga seorang tidak takut terhadap harta yang ia miliki atau kehormatan jiwanya akan dirampas oleh orang lain.
Jika kita benar-benar memahami arti kata salam yang kita ucapkan sudahlah pasti kita akan berusaha sekuat kemampuan kita untuk tidak menyakiti, menghina, mengganggu dan mendzolimi saudara kita, akan tetapi yang ada adalah usaha untuk mencintai, menyayangi dan rasa ingin tolong-menolong terhadap sesama, mencoba memasukkan kebahagian kepada orang lain.
Dari sana lah, dari kata assalamualaikum yang berartikan" kesalamatan atas kalian" saya mencoba untuk menuliskan hal-hal yang berguna bagi kita umumnya dan bagi saya khususnya, dengan tujuan agar kita mendapatkan kedamaian, ketenangan serta ketentraman hidup didunia sampai kehidupan yang kekal abadi diakhirat kelak. Amiin.

Thursday, June 30, 2011

Gunakanlah waktumu


Allah SWT. Berkali-kali bersumpah dengan menggunakan berbagai kata yang menunjuk pada waktu-waktu tertentu seperti wa Al-Lail (demi Malam), wa An-Nahar (demi Siang), wa As-Subhi, wa AL-Fajr, dan lain-lain. Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia paling tidak terdapat empat arti kata “waktu”: (1) seluruh rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan datang; (2) saat tertentu untuk menyelesaikan sesuatu; (3) kesempatan, tempo, atau peluang; (4) ketika, atau saat terjadinya sesuatu.

Al-Quran menggunakan beberapa kata untuk menunjukkan makna-makna di atas, seperti:

a. Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat. Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia (QS Yunus [10]: 49).

b. Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai punahnya alam sementara ini. Bukankah telah pernah datang (terjadi) kepada manusia satu dahr (waktu) sedangkan ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?) (QS Al-insan [76].

c. Waqt digunakan dalam arti batas akhir kesempatan atau peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa. Karena itu, sering kali Al-Quran menggunakannya dalam konteks kadar tertentu dari satu masa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang Mukmin yang tertentu waktu-waktunya (QS Al-Nisa’ [4]: 103).

d. ‘Ashr, kata ini biasa diartikan “waktu menjelang terbenammya matahari”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “masa” secara mutlak. Makna terakhir ini diambil berdasarkan asumsi bahwa ‘ashr merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Kata ‘ashr sendiri bermakna “perasan”, seakan-akan masa harus digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa.

Dari kata-kata di atas, dapat ditarik beberapa pesan tentang pandangan Al-Quran sendiri mengenai waktu (dalam pengertian-pengertian bahasa Indonesia), yaitu: Kata ajal memberi kesan bahwa segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, sehingga tidak ada yang langgeng dan abadi kecuali Allah SWT. sendiri. Kata dahr memberi kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan bahwa keberadaannya menjadikan ia terikat oleh waktu (dahr). Kata waqt digunakan dalam konteks yang berbeda-beda, dan diartikan sebagai batas akhir suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Arti ini tecermin dari waktu-waktu shalat yang memberi kesan tentang keharusan adanya pembagian teknis mengenai masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, Bulan, tahun, dan seterusnya), dan sekaligus keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu-waktu tersebut, dan bukannya membiarkannya berlalu hampa. Kata ‘ashr memberi kesan bahwa saat-saat yang dialami oleh manusia harus diisi dengan kerja memeras keringat dan pikiran. Demikianlah arti dan kesan-kesan yang diperoleh dari akar serta penggunaan kata yang berarti “waktu” dalam berbagai makna.

akhirnya,sampai lah kita di penghujung tahun ajaran 2010-2011 dengan berakhir nya ujian semester dua ini,tak terasa kita akan bertemu liburan musim panas yang cukup lama yaitu sekitar 3 bulan lamanya.maka,apakah kita akan membuang waktu yang ada pada libur musim panas dengan kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat atau bahkan tidak bermanfaat sama sekali,setelah kita mengetahui berapa pentingnya waktu?.Jawaban orang yang berakal tentu tidak akan membuang waktu yang telah diberikan tersebut untuk sekedar sesuatu yang sia-sia,bahkan dia akan menggunakan semaksimal mungkin apa yang ia bisa perbuat agar waktunya tak terbuang begitu saja tanpa ia berhasil menambah perbendaharaan ilmu.